No Excuse

Actually saya harusnya menulis dalam bahasa Inggris, Lah, wong judulnya saja dalam bahasa itu kan. Lebih “cetar” dia kalau boleh meminjam istilah Syahrini. Ini tentang apa sih sebenarnya. Yah, ini masalah konsistensi. Dalam hal apa maksudnya, ya dalam hal apa saja. Termasuk dalam setiap aspek. Semisal berdoa setelah bangun pagi, sarapan sebelum ke kantor, mengajari anak setiap hari selama 30 menit dan banyak lagi.. termasuk konsisten untuk mengerjakan bisnis yang sudah saya pilih.

Di usaha yang saya jalani ini, sekarang memasuki tahun ketiga. Sudah jadi Senior Manager jabatannya. Bagi orang lain itu mungkin hal yang sangat lama, tiga tahun kok baru jadi SM. Ya, balik-balik lagi karena dulu saya sering kasih “excuse” kenapa saya belum naik kelas juga dari Manager menjadi SM. Ada banyak alasan yang bisa kita sodorkan, mulai dari waktu yang sangat minim karena sudah diisi berbagai aktivitas, peran sebagai ibu dua anak yang masih bayi dan balita. Dan bahkan alasan kesehatan takut kecapean, sering jadi alasan saya untuk tidak mengerjakan bisnis saya. Ada yang merasa sama dengan saya kah?

Padahal nih, kalau boleh jujur dari sekian padat jadwal saya, tetap saja ada tempo dan jeda diantaranya, cuma saya yang tidak mampu memanfaatkannya.  Malah memanfaatkan untuk menonton gosip di tv atau membaca majalah wanita dan tersenyum-senyum melihat status orang-orang di jejaring sosial. Nanti kalau ditanya upline kenapa begitu, jawabannya juga santai, “Semua orang perlu Me Time toh.”

Tau-tau sudah akhir bulan, padahal gak ada sebenarnya yang tau-tau alias tiba-tiba. Penanggalan di kalender dan waktu 24 jam setiap hari jelas kok. Hari tutup poin alias hari akhir periode sebuah katalog telah tiba, dan tiba-tiba lagi rasanya kok masih banyak Pe-eR yang belum selesai. Hmm, dimana ya “miss” nya.. dan lagi-lagi kasih “excuse”, ya kan bulan ini saya banyak jaga malam. Ada banyak jadwal kesana-kemari,bla,bla, and so, and so.

Kembali lagi soal alesan tadi, apa kira-kita usia saya bisa menunggu alias mandeg. Enggaklah, 9 hari lagi saya berumur 30 tahun. Itu sih tidak pake tau-tau alias tiba-tiba. Wong tiap tahun tiup lilin kok. hehehe. aduh saya kasih excuse apa lagi ya, untuk cita-cita saya sejak kecil, yaitu jalan-jalan ke luar negeri, yang jauh maksud saya di luar benua yang saya tempati sekarang. Kapan ya, apa cuma bisa lihat-lihat liputan di teve dan majalah aja soal tempat-tempat itu, apa saya selamanya cuma bisa jadi penonton saja dan tidak jadi pelancong sesungguhnya. Refleksi yang berat untuk saya akui, kalau ternyata sampai hari ini saya masih sering buat “excuse”. [EL]